Author: Bianda Fedia Puspitasari
•06.43.00
PSIKOTERAPI

TERAPI HUMANISTIK EKSISTENSIAL



Teori eksistensial-humanistik menekankan renungan filosofi tentang apa artinya menjadi manusia. Banyak para ahli psikologi yang berorientasi eksistensial,mengajukan argumen menentang pembatasan studi tingkah laku pada metode-metode yang digunakan oleh ilmu alam. Terapi eksistensial berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa lari dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab berkaitan. Dalam penerapan-penerapan terapeutiknya eksistensial-humanistik memusatkan perhatian pada filosofis yang melandasiterapi. Pendekatan atau teori eksistensian-humanistik menyajikan suatu landasan filosofis bagi orang berhubungan dengan sesama yang menjadi ciri khas, kebutuhan yang unik dan menjadi tujuan konselingnya, dan yang melalui implikasi-implikasi bagi usaha membantu dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan dasar yang menyangkut keberadaan manusia.

tokoh yang berkaitan dengan terapi ini adalah Abraham Maslow.Maslow menyebutnya sebagai teori holistic-dinamis karena teori ini menganggap bahwa keseluruhan dari seseorang termotivasi oleh satu atau lebih kebutuhan dan orang memiliki potensi untuk tumbuh menuju kesehatan psikologis yaitu aktualisasi diri. Untuk memnuhi aktualisasi diri, ada beberapa kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan akan lapar, keamanan, cinta, dan harga diri. Setelah itu semua terpenuhi, maka seseorang bisa mencapai aktualisasi diri.



Abraham Maslow adalah teoretikus yang banyak memberi inspirasi dalam teori kepribadian.Ia juga seorang psikolog yang berasal dari Amerika dan menjadi seorang pelopor aliran psikologi humanistik. Ia terkenal dengan teorinya tentang hierarki kebutuhan manusia. 

Hierarki Kebutuhan Manusia menurut Abraham Maslow

Maslow, beranggapan bahwa tujuan terapi ini adalah agar klien dapat memiliki nilai-nilai kehidupan seperti menghargai kejujuran, keadilan, kebaikan, kesederhanaan, dan lain sebagainya. Maka dari itu, klien harus terbebas dari ketergantungan mereka terhadap orang lain sehingga keinginan alami mereka dapat aktif. Sebagian besar orang yang mencari terapi telah memenuhi dua kebutuhan di level rendah, tetapi sulit memnuhi kebutuhan cinta dan keberadaan. Karena itu, psikoterapi sebagian besarnya merupakan proses interpersonal yang hangat dan penuh kasih antara klien dan terapis. Setelah itu terpenuhi, maka klien dapat memenuhi rasa percaya diri dan penghargaan diri. Oleh karena itu hubungan interpersonal antara klien dan terapis merupakan obat psikologis yang terbaik.

Konsep Terapi Humanistik - Eksistensial



1. Kesadaran diri 

Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia dapat berpikir dan memutuskan. Kesadaran diri membedakan manusia dengan mahluk ciptaan Tuhan lainnya. Pada hakikatnya semakin tinggi kesadaran seseorang maka semakin dia hidup sebagai pribadi. Meningkatkan kesadaran berarti meningkatkan kesanggupan seseorang untuk mengalami hidup secara penuh sebagai manusia. Peningkatan kesadaran diri yang mencakup kesadaran atas alternatif-alternatif, motivasi-motivasi, faktor-faktor yang membentuk pribadi, dan atas tujuan-tujuan pribadi.

2. Kebebasan, 

tanggung jawab dan kecemasan Kesadaran atas kebebasan dan tangung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi bagian dasar bagi manusia. Kecemasan adalah suatu karakteristik dasar manusia yang dimana merupakan sesuatu yang patologis, sebab dia bisa menjadi suatu tenaga motivasional yang kuat untuk pertumbuhan kepribadian.

3. Penciptaan makna 

Manusia itu unik, dalam arti lain bahwa selalu berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Manusia pada dasarnya selalu dalam pencarian makna dan identitas diri. Manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah mahluk yang rasional dan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

Sedangkan tujuan menurut Gerald Corey yaitu : Agar klien mengalami keberadaannya secara otentik. Meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya. Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri.

Client-Centered Therapy



Salah satu pendekatan humanistik adalah Terapi yang berpusat pada klien atau bisa disebut Client-Centered Therapy. Client-Centered Therapy atau disebut Person Centered Therapy adalah terapi yang dikembangkan oleh Carl Rogers pada tahun 1902-1987 dimana terapi ini didasarkan kepada asumsi bahwa klien merupakan ahli yang paling baik bagi dirinya sendiri dan merupakan orang yang mampu untuk memcahkan masalahnya sendiri. Rogers mengatakan terapis tidak boleh memaksa tujuan atau nilai yang dimilikinya kepada pasien. Tujuan dari terapi ini adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi pribadi yang dapat berfungsi penuh. Agar tujuan terapis tercapai maka terapis harus mengusahakan agar klien bisa menjadi dirinya sendiri.

Tujuan Terapi Humanistik - Eksistensial


Gerald Corey dalam bukunya yang berjudul Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi menjelaskan tujuan dari terapo humanistik -eksistensial diantaranya yaitu : 
  • Agar klien mengalami keberadaannya secara otentik.
  • Meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya.
  • Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri.

Tujuan lainnya adalah sebagai berikut

  • Menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan hidup manusia.
  • Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi pada diri seseorang. 
  • Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekedar korban kekuatan-kekuatan deterministik di luar dirinya sendiri.
  • Membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dan memperluas kesadaran dirinya.
  • Membantu klien agar bebas dan bertanggung jawab atas arah kehidupannya sendiri.
Teknik Terapi Humanistik Eksistensial

  1. Penerimaan
  2. Rasa hormat 
  3. Pemahaman
  4. Menentramkan hati 
  5. Pertanyaan terbatas 
  6. Memantulkan pertanyaan dan perasaan


Peran dan Fungsi Terapis 

Terapis di dalam terapi humanistik eksistensial memiliki tugas yang paling utama, yaitu berusaha agar dapat mengerti pasien sebagai sesuatu yang ada di dalam dunia. Dimana tekhnik yang digunakan selalu mendahului suatu pengertian yang mendalam terhadap pasiennya. Prosedur yang digunakan bisa bervariasi tidak hanya dari klien yang satu ke klien yang lain tapi juga dari satu fase ke fase terapi yang dijalani oleh klien yang sama. fungsi lainnya adalah sebagai berikut:
  • Memahami dunia klien dan membantu klien untuk berfikir dan mengambil keputusan atas pilihannya yang sesuai dengan keadaan sekarang
  • Mengembangkan kesadaran, keinsafan tentang keberadaannya sekarang agar klien memahami dirinya bahwa manusia memiliki keputusan diri sendiri. 
  • Sebagai fasilitator memberi dorongan dan motivasi agar klien mampu memahami dirinya dan bertanggung jawab menghadapi reality. 
  • Membentuk kesempatan seluas – luasnya kepada klien, bahwa putusan akhir pilihannya terletak ditangan klien.



Daftar Pustaka

Corey, Gerald.(2011). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama. Semiun,Yustinus.(2006). Kesehatan mental 3. Kanisius: Yogyakarta 
Feist, Jess dan Feist, Gregory. (2010). Teori Kepribadian. New York: Salemba Humanika
|
This entry was posted on 06.43.00 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: